Pasar Terapung Siring Sungai Martapura (Wisata Banjarmasin)
, ,Sudah tahun 2014 aja ya benar-benar gak kerasa banget. Ngomong-ngomong gimana malam tahun baru kalian? Yang jomblo jangan-jangan nembakin kembang api ke orang yang lagi pacaran nih.
Sebelum
dan sesudah tahun baru, gue banyak banget baca tulisan di blog atau twit
orang-orang tentang resolusi-nya di 2014. Sesuai postingan sebelumnya tentunya
kalian sudah pada tahu apa resolusi gue di tahun kuda kayu (klik
ini). Yang pasti gue bakalan
memperbanyak artikel tentang tanah kelahiran gue Banjarmasin, baik dari wisata,
kuliner, budaya, dll. Dan yang pasling
asik, gue bakalan ngasih tahu kalian tentang bahasa Banjar, karena di beberapa
postingan gue akan menggunakan sedikit bahasa daerah, dan tentunya udah gue
translate ke bahasa Indonesia.
Tulisan selanjutnya
kata kepemilikan “Aku/Saya/Gue” akan diganti dengan bahasa Banjar “Ulun/Unda”
dan “Kamu/Elo” diganti “Piyan/Nyawa”.
Ulun
yakin piyan masih ingat, dulu ada stasiun televisi yang menayangkan ada seorang
nenek yang mengajungkan jempolnya dengan latar banyak Kelotok (kapal kecil)
diisi banyak buah-buahan atau sayur-sayuran.
Nah
itu namanya Pasar Terapung, dimana para warga menjual berbagai bahan dapur di
atas kelotoknya masing-masing. Di Kalimantan Selatan sendiri, ada dua pasar
terapung yang dikenal lebih dulu, yaitu “Pasar Terapung Kuin” di Banjarmasin
dan “Pasar Terapung Lok Baintan” di Kabupaten Banjar. Kalau syuting yang nenek
itu di pasar terapung kuin.
Tapi
bukan ke dua pasar terapung di atas yang bakalan ulun kasih tahu, kali ini ulun
mau mengenalkan pian tentang Pasar Terapung Siring Sungai Martapura, yang
terletak di pinggir Jl. Kapten Piere Tendean.
Ini termasuk pasar terapung baru di Banjarmasin – Kalimantan Selatan.
Minggu
kemarin ulun jalan-jalan ke Pasar Terapung Siring, niat sebenarnya cuman mau
jogging keliling Masjid Sabillah muhtadin. Tapi karena kecapean dan perut belum
terisi ulun memutuskan pergi ke pasar terapung, berharap ketemu mantan
nemu makanan enak.
Di
Pasar Terapung Siring ini cara jualannya sangat berbeda jauh dengan ke dua
pasar terapung terdahulunya. Kalau di
pasar terapung yang sudah lama itu, pembeli dan penjual sama-sama bertemu di
atas kelotok, karena sistem berjualannya mengapung di atas sungai.
Berbeda
dengan Pasar Terapung Siring ini, dimana kelotok para pedagang merapat di areah
pinggiran siring, dan pembeli berdiri di atas titian yang mengapung dengan alas
bambu.
Sebenarnya
ini gak masalah, tapi menurut ulun jadi aneh. Karena pasar terapung lebih
dikenal dengan pasar yang mengapung di atas sungai, bukan merapat di pinggiran
siring. Entahlah hanya pemerintah yang
bersangkutan tahu alasannya.
Rata-rata
pedagang pasar terapung ini adalah ibu-ibu, dan yang mereka jual
macem-macem. Mulai dari bahan-bahan
dapur, buah-buahan, sayur, dan tidak lupa makanan khas Banjarmasin, kayak putu
mayang, buras, lapat, jagung besumap (jagung kukus), jaring, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar