Jumat, 23 September 2016

Pasar Terapung Siring Sungai Martapura (Wisata Banjarmasin)

, , 55 comments


Sudah tahun 2014 aja ya benar-benar gak kerasa banget.  Ngomong-ngomong gimana malam tahun baru kalian? Yang jomblo jangan-jangan nembakin kembang api ke orang yang lagi pacaran nih.

            Sebelum dan sesudah tahun baru, gue banyak banget baca tulisan di blog atau twit orang-orang tentang resolusi-nya di 2014. Sesuai postingan sebelumnya tentunya kalian sudah pada tahu apa resolusi gue di tahun kuda kayu (klik ini).  Yang pasti gue bakalan memperbanyak artikel tentang tanah kelahiran gue Banjarmasin, baik dari wisata, kuliner, budaya, dll.  Dan yang pasling asik, gue bakalan ngasih tahu kalian tentang bahasa Banjar, karena di beberapa postingan gue akan menggunakan sedikit bahasa daerah, dan tentunya udah gue translate ke bahasa Indonesia.
Tulisan selanjutnya kata kepemilikan “Aku/Saya/Gue” akan diganti dengan bahasa Banjar “Ulun/Unda” dan “Kamu/Elo” diganti “Piyan/Nyawa”.


            Ulun yakin piyan masih ingat, dulu ada stasiun televisi yang menayangkan ada seorang nenek yang mengajungkan jempolnya dengan latar banyak Kelotok (kapal kecil) diisi banyak buah-buahan atau sayur-sayuran.

            Nah itu namanya Pasar Terapung, dimana para warga menjual berbagai bahan dapur di atas kelotoknya masing-masing. Di Kalimantan Selatan sendiri, ada dua pasar terapung yang dikenal lebih dulu, yaitu “Pasar Terapung Kuin” di Banjarmasin dan “Pasar Terapung Lok Baintan” di Kabupaten Banjar. Kalau syuting yang nenek itu di pasar terapung kuin.

            Tapi bukan ke dua pasar terapung di atas yang bakalan ulun kasih tahu, kali ini ulun mau mengenalkan pian tentang Pasar Terapung Siring Sungai Martapura, yang terletak di pinggir Jl. Kapten Piere Tendean.  Ini termasuk pasar terapung baru di Banjarmasin – Kalimantan Selatan.


            Minggu kemarin ulun jalan-jalan ke Pasar Terapung Siring, niat sebenarnya cuman mau jogging keliling Masjid Sabillah muhtadin. Tapi karena kecapean dan perut belum terisi ulun memutuskan pergi ke pasar terapung, berharap ketemu mantan nemu makanan enak.

            Di Pasar Terapung Siring ini cara jualannya sangat berbeda jauh dengan ke dua pasar terapung terdahulunya.  Kalau di pasar terapung yang sudah lama itu, pembeli dan penjual sama-sama bertemu di atas kelotok, karena sistem berjualannya mengapung di atas sungai.

            Berbeda dengan Pasar Terapung Siring ini, dimana kelotok para pedagang merapat di areah pinggiran siring, dan pembeli berdiri di atas titian yang mengapung dengan alas bambu.



            Sebenarnya ini gak masalah, tapi menurut ulun jadi aneh. Karena pasar terapung lebih dikenal dengan pasar yang mengapung di atas sungai, bukan merapat di pinggiran siring.  Entahlah hanya pemerintah yang bersangkutan tahu alasannya.

            Rata-rata pedagang pasar terapung ini adalah ibu-ibu, dan yang mereka jual macem-macem.  Mulai dari bahan-bahan dapur, buah-buahan, sayur, dan tidak lupa makanan khas Banjarmasin, kayak putu mayang, buras, lapat, jagung besumap (jagung kukus), jaring, dll.

            Nah ini ada lagi kekurangan Pasar Terapung Siring, kalau di dua pasar terapung dulu kita menikmati makanan ada sensai goyang-goyangnya karena makan di atas kelok.  Sedangkan di Pasar Terapung Siring gak ada sensasinya. Paling kalau ada kelotok lain yang lewat dan gelombangnya lumayan kenceng minimal kaki bisa basah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar