Senin, 26 September 2016

Pasar Terapung di Siring Banyak Pengunjungnya

                                  Pasar Terapung di Siring


PASAR Terapung Kuin adalah wisata tradisional khas Banjarmasin. Adanya sejak ratusan tahun lalu di muara Sungai Barito di daerah Kuin, Banjarmasin.
Hingga sekarang pasar itu masih ada namun pamornya sudah mulai turun seiring dengan pesatnya perkembangan pasar di darat. Nah, sejak beberapa tahun belakangan ini, dalam rangka merevitalisasi pasar tersebut dari kepunahan, Pemerintah Kota Banjarmasin membuat pasar terapung baru. Lokasinya di tepian Siring Menara Pandang di Jalan Kapten Pierre Tendean, Banjarmasin.
Siring itu membentang di bantaran Sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin. Pasar terapung ini hanya ada di pagi Minggu. Berbeda dari waktu operasi dua pasar terapung tradisional yang sudah lama ada, yaitu Pasar Terapung Kuin di Banjarmasin dan Pasar Terapung Lokbaintan di Kabupaten Banjar yang dimulai subuh dan berakhir pagi sekitar pukul 07.00 Wita tiap hari, pasar terapung di Siring Menara Pandang ini dimulainya lebih lambat dari pukul 07.00 Wita hingga menjelang siang.
Hal ini tentu saja membuat jumlah pengunjungnya lebih banyak dibandingkan dua pasar terapung lainnya karena di waktu pagi itu biasanya warga sudah banyak yang beraktifitas belanja atau sekadar bersantai. Aksesnya yang mudah, yaitu di tengah Kota Banjarmasin, membuat daya tarik tersendiri bagi pasar ini. Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun umum kecuali angkot karena di sini angkot memang tidak terlalu populer.
Para pedagangnya pun menjajakan dagangan mereka tidak di tengah sungai seperti di Kuin dan Lokbaintan, namun merapat ke dermaga yang memang disediakan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin. Bahkan ada juga yang berjualannya di atas dermaganya, tidak di atas jukung atau perahu.
Dagangan yang mereka jual kebanyakan sayur, buah dan makanan tradisional Banjar seperti soto Banjar, ketupat Kandangan, laksa serta kue-kue seperti amparan tatak, puteri selat serta kudapan khas Banjar seperti jaring (jengkol), lupis, dan sebagainya. Harga yang mereka tawarkan pun merakyat, sekitar ribuan rupiah saja.
Para pedagangnya berjualan menggunakan topi tradisional Banjar bernama tanggui. Bentuknya bulat.
Salah satu penjualnya adalah Arbayah. Perempuan paruh baya ini lebih senang berjualan di pasar terapung ini karena pengunjungnya banyak.

sumber ;banjarmasin.tribunnews.com/2015/05/24/pasar-terapung-di-siring-banyak-pengunjungnya







Tidak ada komentar:

Posting Komentar