Masya Allah! Guru Sekumpul Hadir Maulid Di Musholla Ar-Raudhah
Kisah ini alfaqir alami langsung di dalam Musholla Ar-Raudhah - Sekumpul hari Ahad / malam Senin. Tepatnya saat pembacaan Asyroqol ( Ya Nabi Salam 'Alaika ) / Mahalul Qiyam...
Tepatnya posisi kami berada dibelakang kamera tengah ( kamera untuk memvideo Abah Guru biasa saat beliau ber'Majelis )
Kejadian ini alfaqir lupa tanggalnya, tapi kalau tidak salah hanya
beberapa minggu saja setelah berpulangnya Al-'Alimul 'Allamah Al-'Arif
Billah KH. Muhammad Zaini bin H. Abdul Ghani ( Abah Guru Sekumpul )
Masih alfaqir rasakan suasana duka yang menyelimuti hati kami para Murid kepada beliau Abah Guru panutan kami...
Tidak sedikit yang berhadir Maulid mereka-mereka yang meneteskan air mata saat dibacakannya Rawi dan Qasidah saat itu...
Duduk disamping alfaqir seorang yang lumayan tua, alfaqir perkirakan
umur beliau sekitar 35-40 tahunan, badan beliau kurus dan kulit beliau
berwana kecoklatan. Orang yang melihat sekilas pasti akan mengira orang
ini tidak terawat penghidupannya dan pasti hidup dalam kesusahan.
Pakaian beliau sangat sederhana...Beliau hanya memakai sarung coklat
yang lusuh, dan baju hem agak kehijauan muda berlengan panjang yang
kumal.
Alfaqir mengetahui bahwa beliau bukan orang sekitar, dikarenakan
banyaknya perbekalan beliau saat itu, tapi kesemuanya perbekalan itu
hanya dibungkus oleh kantong plastik berwarna hitam...
Beliau dari awal pembacaan Maulid sampai kejadian yang luar biasa itu
terjadi....Hanya menundukkan kepala beliau, dan memejamkan matanya.
Sesekali beliau terdengar sesegukan dan menyeka matanya, tanda bahwa
beliau mengalami keharuan yang hanya beliau sendiri yang
mengetahuinya...
Alfaqir sangat maklum melihatnya...Karena menurut pengalaman alfaqir,
mereka-mereka yang datang dari jauh atau luar daerah memang terkesan
lebih khusyu' dan hadir hati mereka dibandingkan kami-kami ini yang
setiap minggunya selalu berhadir
(mungkin dikarenakan faktor momen yang sangat jarang berhadir, maka mereka sangat menghargai momen tersebut).
Sampai kepada guru Tamami membacakan Rawi : "Wamundzu 'aliqot...."
(saat itu yang membaca Rawi Wamundzu masih guru Tamami, dan Rawi Fahiina
qoruba adalah guru Fahmi, sekarang bertukar Rawi yang dibaca)
Dan disambung pembacaan Rawi "Fahiina Qorubaa" oleh guru Fahmi...Tanda
akan dilaksanakannya Mahalul Qiyam ( pembacaan Qasidah / Sholawat dengan
berdiri ).
Shollalloh 'alaa Muhammad...
Shollallahu 'alaaih wa sallam... (2x)
Shollallahu 'alaaih wa sallam... (2x)
Shollallahu 'alaa Muhammad...Ya Robbi Sholli wa sallim...
Guru Fahmi, Guru Guru Tamami & Guru H. Ahmad ( keponakan Abah Guru Sekumpul ) pun mulai membacakan Qasidah..... :
"YAA NABII SALAM 'ALAIKAA..
YA ROSUUL SALAM 'ALAIKAA..
YA HABIB SALAM 'ALAIKAA..
SHOLAWATULLOH 'ALAIKAA."
YA ROSUUL SALAM 'ALAIKAA..
YA HABIB SALAM 'ALAIKAA..
SHOLAWATULLOH 'ALAIKAA."
sampai pada bacaan Qasidah :
"ROBBI FAJ'AL MUJTAMA'NAA GHOOYATUH 'HUSNUL KHITAAMI - WA'TINAA MAA QOD SA-ALNAA MIN 'ATOO YAA KAL JISAAMII..."
Orang yang tadi berada disamping alfaqir mulai badannya turun kebawah seperti hendak sujud...
Tampak beliau sangat sesegukkan sambil menangis...
Alfaqir dan orang disekitar beliau kemudian berusaha untuk menahan tubuh beliau agar masih bisa berdiri saat itu...
Sampai pada Qasidah :
"WAKRIMIL ARWAA'HA MINNAA...
BILIQOO KHOIYRIL ANAAMI..."
BILIQOO KHOIYRIL ANAAMI..."
Orang tersebut langsung jatuh ke tempat pesujudan.
Terkejutlah alfaqir melihatnya, alfaqir mengira beliau pingsan saat itu...
Lalu alfaqir bersama beberapa orang disana mencoba menurunkan badan kami, dan men'cek kondisi beliau...
SUBHANALLAH....!!!
Ini yang membuat hati alfaqir bergetar....
Kurang lebih begini kata-kata beliau saat itu sambil tetap dalam sujudnya :
"AMPUNI ULUN GURUUU.....
AMPUNI ULUN GURUU...."
AMPUNI ULUN GURUU...."
Ternyata beliau tidak pingsan, dan hanya ucapan itu saja yang beliau ulang-ulang...
Sambil kami tuntun beliau untuk kembali berdiri, dan akhirnya beliau bisa berdiri...
Tapi kembali beliau saat memandang ke arah Muhammad Amin Badali &
Ahmad Hafi Badali berdiri, kembali beliau berkata-kata dengan ucapan
yang lumayan nyaring :
"ABAH GURU AMPUNII ULUUN - ABAH GURU AMPUNI ULUUN"
Sehingga mengundang perhatian jamaah yang lainnya...
Bahkan rombongan Maulid, Muhammad Amin dan Ahmad Hafi sempat sebentar
melihat kearah kami, tapi saat itu sudah selesai Mahalul Qiyam...
Dan Muhammad Amin Badali seperti memberikan komando agar segera duduk (tidak seperti biasanya, yang setelah Qasidah baru duduk)
Saat itulah alfaqir memberanikan diri bertanya kepada beliau :
"Paman....Pian kenapa tadi mengiau Abah Guru nyaring banar?"
Lalu dijawab oleh beliau...Dan jawaban beliau ini membuat alfaqir
langsung menangis terharu, dan membuat kami-kami yang berada disekitar
beliau menjadi terdiam seribu bahasa :
"ABAH GURUU...SIDIN BERDIRI DISITU, SIDIN DISITUU...
( menunjuk ke posisi Muhammad Amin & Ahmad Hafi Badali berada )
SIDIN MELIHATI AKU....AKU BANYAK DOSAA...
ULUN MINTA AMPUUN LAWAN PIAN ABAH GURU - ULUN MINTA AMPUUN"
ULUN MINTA AMPUUN LAWAN PIAN ABAH GURU - ULUN MINTA AMPUUN"
Kembali beliau menangis sejadi-jadinya sambil kembali ke posisi bersujud.
Allah Kariim...
Sungguh beruntung orang-orang yang Allah Ta'ala bukakan hijab kepada
mereka, sehingga dapat melihat dan mengetahui akan kehadiran para Auliya
Allah saat itu juga.
Setelah pembacaan Do'a selesai, maka bergegas orang tersebut keluar dari
Musholla Ar-Raudhah Sekumpul, kami mengira beliau akan mengambil Wudhu,
akan tetapi sampai selesainya Sholat Isya berjamaah, orang tersebut
tidak pernah kembali lagi ketempat duduknya disamping alfaqir...
Sehingga kami tidak bisa lagi bertanya lebih lanjut kepada beliau,
tentang siapa nama beliau, berasal dari daerah mana...Dan yang paling
utama mengambil barokah kepada beliau walaupun dengan hanya bersalaman
saja.
Inilah sebahagian dari pengalaman alfaqir, tentang keadaan yang tidak biasa dialami oleh orang-orang kebanyakan.
Dan sebagai tanda bukti, bahwa mereka para Auliya Allah itu, mereka hanya berpindah tempat saja...
Sebagaimana Firman Allah Ta'ala :
"BAL AHYA U'INDA ROBBIHIM YURZAQUUN"
Semoga ada barokahnya dengan kita mengisahkan dan membacakan sebahagian dari tentang Abah Guru kita tercinta ini.
Dan semoga jama'ah maupun yang mengadakan acara atau pembacaan
Maulid-Maulid agar senantiasa meninggikan adabnya saat dibacakan Maulid
tersebut...Karena Rosulullah SAW, beliau hadir saat dilaksanakannya
Maulidnya beliau.
Seperti yang Abah Guru Sekumpul dulu pernah lakukan, beliau
menegur orang yang berada jauh dari penglihatan beliau (Abah Guru
didalam Musholla), yang mana orang tersebut sedang menyalakan dan
menghisap rokok di bawah satu pohon didekat Musholla...
Maka Abah Guru tegur orang tersebut menggunakan Mic :
"Maaf lah...Tolong nang begana dibawah pohon anu itu, di matii rokoknya nang lah...Rosulullah kada mau hadir kena pun"
Maka bergegaslah orang tersebut, yang memang berada dibawah pohon yang
mana nama pohonnya tadi disebutkan oleh Abah Guru adalah memang pohon
yang disandari oleh orang tersebut...
Lalu mematikan rokoknya dan bergegas mengambil wudhu'.
Kisah ini nyata adanya. Alfaqir dengar sendiri dari orang yang berada di
dekat orang yang merokok tersebut yang mengisahkannya kepada alfaqir.
Ujar sidin :
"LANGSUNG SEITU SEINI INYA MEMATII LAWAN ROKOKNYA NITU...SAMBIL SUPAN-SUPAN INYA KE PEUDHUAN"
Wallahu a'Lam bis-Showaab.
Wayahini Guru siapa aja min yg membaca Rawi lawan mmbwakan syair di sekumpul tiap malam senin?
BalasHapus